Kamis, 05 Februari 2009

blues to pram



Catatan dari 1000 wajah pram dalam kata dan sketsa.

Dalam masyarakat modern, semua manusia adalah performer. Setiap orang diminta untuk bisa memainkan dan mengontrol peranan mereka sendiri. Pilihan-pilihan kegiatan yang dilakukan, adalah bagian dari pertunjukan identitas dan kepribadian diri, dalam sebuah wadah. Sulit membayangkan bila tiap tiap individu(rakyat) tidak punya identitas dan tanpa suatu wadah dan tujuan tertentu. sementara negara jelas jelas tidak mampu mempertahankan dan melindunginya. hingga yang tumbuh hanyalah identitas yang terbentuk dan saling melingkar dalam konteks kekinian belaka.


Setiap orang, pengguna ruang ini terjebak dalam kuasa media. Suka atau tidak, inilah wujud sebenarnya yang harus di hadapi. Ternyata sebuah dunia baru telah muncul di sini. Monopoli dalam Media adalah hal yang harus segera dihilangkan. Komunikasi harusnya berjalan dua arah, saling timbal balik sehingga ada pemahaman dalam memandang perbedaan dan bahkan kemajemukan di pahami sebagai inti dari dialog tersebut.



Pram adalah bukti salah satu episode abu-abu dalam sejarah indonesia, kenapa> pembredelan atas karya karya pram atas nama pemaksaan ideologi, kekuasaan, politik dan rejim seharusnya tidak tejadi apabila hal di atas dipahami. Di sini munculah pertanyaan bagaimana Indonesia dapat menjadi negara yang mempunyai identitas (sebagai sebuah bangsa ) bila performance dari rakyatnya sendiri di kebiri.