Sabtu, 25 Oktober 2014

Gunungkidul Art Project #2



 

Pameran Seni Visual
"GEGER-GEGER GORO-GORO"
25 Oktober- 1 November 2014

Pembukaan : Sabtu, 25 Oktober 2014
Waktu : 19.00 WIB
Dimeriahkan oleh : P.Seni Budaya
Wayang, Pembagian bibit tanaman (gratis)
Tempat : GAP Gallery ( bekas gedung Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan Gunungkidul ) barat kantor pos.. Jln Brigjen Katamso no.10 Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta.

Geger-Geger, Goro-Goro, tema yang diangkat teman teman seniman di Gunungkidul, tema tentunya berkaitan dengan situasi negara kita Indonesia ataupun bisa juga lingkungan kita sendiri. Dalam pewayangan tentunya dalang sangat berperan dalam segala bentuk gerak, roh, dan cerita dalam alur wayang tersebut, dalam hal ini rakyat bisa di wakilkan oleh wayang dan dalang bisa disimpuklan sebagai penggerak kehidupan.

Dalam pameran ini seniman di pancing untuk menampilkan bentuk bentuk kreasi dari pengalaman, penglihatan dan penerjemahan dari semua aspek yang berkaitan dengan pewayangan. kita mengundang semua seniman yang ada di Gunungkidul untuk berpartisipasi dalam pameran ini. Selain pameran ada banyak acara pendukung yang tentunya ada harapan bahwa seni wayang ini bisa di apresiasi oleh banyak orang dan tentunya menumbuhkan kecintaan akan seni luhur ini.

Salah satunya mungkin kenapa wayang kemudian tersisih karena kita hanya fokus terhadap hal hal Geger dan Goro. Harapan kami juga bawa wonosari sebagai wilayah yang cukup besar di Yogyakarta juga dengan banyaknya seniman yang tumbuh disin, maka pameran dan kumpulan dari GAP ini bisa mewadahi semua kebutuhan kami atas apresiasi seni rupa khususnya.


Agenda acara ;
*Sabtu, 25 Oktober 2014,
19.00 WIB - selesai : Pembukaan pameran.

*Minggu, 26 Oktober 2014,
09.00 WIB - selesai : Mural bersama ( tema : Budaya Nusantara ) di area Galeri.

* Senin, 27 Oktober 2014,
15.00-selesai : Workshop sungging wayang.

* Selasa 28 Oktober 2014,
15.00-selesai : Workshop Wayang sodo ( lidi ).

* Rabu, 29 Oktober 2014,
19.00-selesai : Pemutaran Film budaya dan diskusi bedah wayang.

*Jum'at, 31 Oktober 2014,
19.00-selesai : Sarasehan budaya ( tema : Pentingnya ruang apresiasi bagi perkembangan seni budaya di Gunungkidul).

*Sabtu, 1 November 2014,
16.00-selesai : Penutupan pameran

Salam budaya" toss !!

CP acara :
089601452379 (Fonda)
081215636547 (Andi)
info publikasi
081904151776 (Dwi Rahmanto)


Rabu, 22 Oktober 2014

Urip Urupe Tiyang Sewon (GENENG STREET ART # 2)



Festival Geneng Street Art Project 2014
URIP URUPE TIYANG SEWON. Project kedua yang digagas oleh Ruang Kelas SD, berkolaborasi bersama Mahasiswa Kampus Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dan Komunitas Street Art di Yogyakarta ini kembali menggarap kampung di sekitar kampus ISI Yogyakarta untuk disemarakkan dengan berbagai karya dari para street artists di Yogyakarta dan sekitarnya. Projek kedua ini akan dibuat semacam festival dengan berbagai bentuk acara lain untuk menggiatkan kerja seni rupa di ruang publik yang menggunakan payung street art, termasuk graffiti, mural, stencil, wheate paste, patung, instalasi, seni penanda jalan, dsb. Kerja yang diharapkan dapat semakin membentuk apresiasi, partisipasi, dan daya kritis masyarakat melalui karya seni terutama street art.
Tema Urip Urupe Tiyang Sewon diambil dari idiom bijak bahasa Jawa, yang kurang lebih berarti “hidup nyalanya warga Sewon”. Tema ini dimaksudkan untuk memperlihatkan bagaimana warga menghadapi persoalan sehari-harinya, termasuk perubahan-perubahan sosial dan budaya yang terjadi di lingkungannya. Dalam proses adaptasi terhadap berbagai perubahan itu, nampak pula menguatnya pengetahuan lokal yang mereka bangun sendiri berdasar pengalaman dan interaksi sosial di antara warga. Dari persoalan-persoalan itu, para street artist dari Yogyakarta dan berbagai negara yang diundang dapat menceburkan diri dalam lingkungan warga Sewon untuk mengamati dan mengalami dinamika yang terjadi di antara mereka. Kerja seni pada dinding dan halaman warga ini dengan sendirinya membutuhkan interaksi yang intim dengan warga, termasuk kemungkinan kolaborasi dan diskusi mengenai karya.
Sewon adalah sebuah kecamatan yang kebanyakan meliputi desa-desa dengan topografi yang khas di Kabupaten Bantul. Mayoritas berasal dari pekerja pertanian, yang kemudian mulai berpindah profesi pada kerja-kerja yang lain termasuk buruh bangunan, pedagang kecil, pegawai pertokoan, dan kerja rumah tangga kecil lainnya. Munculnya perumahan, pabrik baru, kompleks pertokoan baru, gedung-gedung kantor dan kampus, mengakibatkan perubahan-perubahan dalam relasi sosial yang terjadi, termasuk dalam bidang ekonomi, seperti maraknya bisnis persewaan rumah dan kos kosan, bisnis warung makan, bisnis laundry, dan toko-toko kelontong kecil. Bidang jasa menjadi bidang usaha lain yang menjadi primadona dalam masyarakat. Proyek lewat jalur street art ini diharapkan membangkitkan daya kritis warga terhadap persoalan yang dihadapi sehari-hari yang barangkali tidak sempat mereka pikirkan secara reflektif karena kurangnya ruang diskusi dan dialog mengenai mereka sendiri.



poster karya isrol media legal
.

Geneng Street art #2. Spot kami adalah tembok sebuah rumah kontrakan di seberang selokan. Hampir tidak ada pijakan untuk bekerja kecuali masuk ke dalam selokan. Dan itulah yang terjadi selama kurang lebih 3 hari pengerjaan. Dengan jagrak bambu dan tangga sekedarnya dari warga yang baru membangun rumah. Kami start jam 5 sore setelah tukang2 selesai bekerja.
 


Sketsa karya ini adalah drawingnya Stefanus Endry Pragusta. Dalam pengerjaan kami harus memotong motong desain tersebut karena ukuran tembok  yang lebarnya hanya 7m dan tinggi kurang lebih 9 m. Sisi utara masih bisa kami kerjakan maksimal tetapi sisi tembok selatan ada di atas pos kamling yang kemiringan gentengnya tidak memungkinkan kami panjat.



Hari ke 3 terjadilah insiden dimana Dody Setiawan terjatuh dari tangga ke selokan. Kemiringan bambu dan licin air menjadi penyebab ambayarnya kontruksi yang kami bikin.