Rabu, 22 Oktober 2014

Urip Urupe Tiyang Sewon (GENENG STREET ART # 2)



Festival Geneng Street Art Project 2014
URIP URUPE TIYANG SEWON. Project kedua yang digagas oleh Ruang Kelas SD, berkolaborasi bersama Mahasiswa Kampus Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dan Komunitas Street Art di Yogyakarta ini kembali menggarap kampung di sekitar kampus ISI Yogyakarta untuk disemarakkan dengan berbagai karya dari para street artists di Yogyakarta dan sekitarnya. Projek kedua ini akan dibuat semacam festival dengan berbagai bentuk acara lain untuk menggiatkan kerja seni rupa di ruang publik yang menggunakan payung street art, termasuk graffiti, mural, stencil, wheate paste, patung, instalasi, seni penanda jalan, dsb. Kerja yang diharapkan dapat semakin membentuk apresiasi, partisipasi, dan daya kritis masyarakat melalui karya seni terutama street art.
Tema Urip Urupe Tiyang Sewon diambil dari idiom bijak bahasa Jawa, yang kurang lebih berarti “hidup nyalanya warga Sewon”. Tema ini dimaksudkan untuk memperlihatkan bagaimana warga menghadapi persoalan sehari-harinya, termasuk perubahan-perubahan sosial dan budaya yang terjadi di lingkungannya. Dalam proses adaptasi terhadap berbagai perubahan itu, nampak pula menguatnya pengetahuan lokal yang mereka bangun sendiri berdasar pengalaman dan interaksi sosial di antara warga. Dari persoalan-persoalan itu, para street artist dari Yogyakarta dan berbagai negara yang diundang dapat menceburkan diri dalam lingkungan warga Sewon untuk mengamati dan mengalami dinamika yang terjadi di antara mereka. Kerja seni pada dinding dan halaman warga ini dengan sendirinya membutuhkan interaksi yang intim dengan warga, termasuk kemungkinan kolaborasi dan diskusi mengenai karya.
Sewon adalah sebuah kecamatan yang kebanyakan meliputi desa-desa dengan topografi yang khas di Kabupaten Bantul. Mayoritas berasal dari pekerja pertanian, yang kemudian mulai berpindah profesi pada kerja-kerja yang lain termasuk buruh bangunan, pedagang kecil, pegawai pertokoan, dan kerja rumah tangga kecil lainnya. Munculnya perumahan, pabrik baru, kompleks pertokoan baru, gedung-gedung kantor dan kampus, mengakibatkan perubahan-perubahan dalam relasi sosial yang terjadi, termasuk dalam bidang ekonomi, seperti maraknya bisnis persewaan rumah dan kos kosan, bisnis warung makan, bisnis laundry, dan toko-toko kelontong kecil. Bidang jasa menjadi bidang usaha lain yang menjadi primadona dalam masyarakat. Proyek lewat jalur street art ini diharapkan membangkitkan daya kritis warga terhadap persoalan yang dihadapi sehari-hari yang barangkali tidak sempat mereka pikirkan secara reflektif karena kurangnya ruang diskusi dan dialog mengenai mereka sendiri.



poster karya isrol media legal
.

Geneng Street art #2. Spot kami adalah tembok sebuah rumah kontrakan di seberang selokan. Hampir tidak ada pijakan untuk bekerja kecuali masuk ke dalam selokan. Dan itulah yang terjadi selama kurang lebih 3 hari pengerjaan. Dengan jagrak bambu dan tangga sekedarnya dari warga yang baru membangun rumah. Kami start jam 5 sore setelah tukang2 selesai bekerja.
 


Sketsa karya ini adalah drawingnya Stefanus Endry Pragusta. Dalam pengerjaan kami harus memotong motong desain tersebut karena ukuran tembok  yang lebarnya hanya 7m dan tinggi kurang lebih 9 m. Sisi utara masih bisa kami kerjakan maksimal tetapi sisi tembok selatan ada di atas pos kamling yang kemiringan gentengnya tidak memungkinkan kami panjat.



Hari ke 3 terjadilah insiden dimana Dody Setiawan terjatuh dari tangga ke selokan. Kemiringan bambu dan licin air menjadi penyebab ambayarnya kontruksi yang kami bikin. 




Tidak ada komentar: