Minggu, 29 Juli 2012

sumpah kami masih pemuda ......




SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :

- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928


Sumpah pemuda tanggal 28 oktober 1928 di katakan adalah tonggak dan ikrar bersatunya pemuda indonesia. Sekarang ketika terjadi krisis identitas bangsa, semangat itu masihkah ada dan membara di hati pemuda2 tanah air. masih  Manjurkah Sumpah Pemuda Saat Ini? Masihkah Sumpah Pemuda punya arti penting dihati pemuda saat ini? Masihkah Sumpah Pemuda itu dipertanggung jawabkan sebagaimana visi misi sumpah itu sendiri?

Mengaku berbahasa satu, apakah zaman sekarang masih diajarkan bahasa persatuan secara serius? Mungkin pelajaran bahasa Indonesia masih tetap ada, kaidah-kaidah bahasa yang benar dalam tata cara ucapan bahasa Indonesia masih ada, dan walaupun guru-guru bahasa Indonesia masih banyak di produksi dari universitas-universitas, namun apakah itu cukup membendung gempuran bahasa asing yang juga masuk dalam kurikulum pelajaran kita.
Alasan pemasaran global, era dunia kebebasan, dunia pergaulan menjadi dasar mengapa bahasa asing dibiarkan menguasai ranah pergaulan kita. Bahkan tak jarang disekolah-sekolah menetapkan hari bahasa, misalnya disebuah sekolah ada tiga bahasa asing yang menjadi pelajaran, mungkin patutnya bahasa Indonesia dihari senin, bahasa Inggris dihari selasa, bahasa Mandarin dihari rabu, bahasa Jepang dihari kamis, berarti satu hari bahasa nasional kita digempur oleh tiga bahasa asing selama tiga hari, sementara dihari kamis jumat dan sabtu habis melatih diri untuk mengucapkan bahasa sendiri ditambah tiga bahasa asing.

Mengaku berbangsa satu. Benarkah? Ya, tentu saja benar, karena kita masih dalam ruang lingkup hukum NKRI, Berbangsa satu tentu saja membangun pun satu, tetapi lihatlah, pasca kemerdekaan yang direbut serentak diseluruh tanah, air dan udara Indonesia, hingga saat ini, Berbangsa satu, tentu saja harus berkeadilan yang sama, tetapi lihatlah keadilan dinegeri ini, masih berpihak pada golongan yang tidak perlu dibela. Dimanakah pemerataan pembangunan, mengapa pembangunan di sentralkan saja,  pantas saja ada sekelompok pemuda dearah mereka marah, memberontak, dan mungkin menginnginkan kemerdekaan, itu karena ulah kita yang tak adil dalam pembangunan, padahal disebut NKRI dan Sabang sampai Marauke.

Pertanyaan ini hingga saat ini masih membelenggu pikiran saya, masih manjurkah sumpah pemuda saat ini, bila kita melihat pemuda-pemuda bangsa kita terbuai dengan kekuasaan semu. Masih manjurkah sumpah pemuda zaman kini, sementara banyak pemuda kini tampil sebagai orator politik dan jurkam partai-partai yang berambisi kekuasaan.

Tidak ada komentar: